Hamil bukan sekadar proses
mengandung janin selama 9 bulan, namun juga proses awal dari perkembangan
seorang manusia. Untuk itu, diperlukan persiapan khusus untuk kehamilan.
Poinpoin persiapan tersebut mencakup beberapa hal, yakni nutrisi, higiene, vaksinasi, dan finansial. “Persiapan kehamilan perlu dilakukan wanita 3 hingga 6 bulan sebelum kehamilan agar janin menjadi bibit baik dan sempurna,” tutur Yudianto Budi Saroyo, spesialis fetomaternal dari Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI/- RSUPN dalam seminar Perkembangan Ilmu Terkini dalam Kebidanandi RS Hermina Mekarsari beberapa pekan silam.
Tentunya janin akan tercipta akibat pertemuan sel telur dan sperma. Seks yang baik untuk pasangan untuk memiliki anak dapat dilakukan secara teratur dan menentukan 14 hari masa ovulasi sebelum menstruasi berikutnya. Cairan vagina perlu diperhatikan untuk menentukan kesuburan wanita. Dalam hal nutrisi sebagai bekal pertumbuhan organ tubuh janin, asam folat menjadi zat utama.
Yudi mengatakan, kebutuhan per hari untuk asam folat adalah 400 mikrogram. Jenis makanan yang mengandung zat gizi ini, yaitu kacangkacangan, sayuran hijau, serta jeruk. Dengan asam folat, sel indung telur akan terbentuk sempurna dan menghindari kelainan otak dan tulang belakang janin. Selain itu, perlu diperhatikan pula asupan gizi untuk kualitas sperma yang baik.
Untuk itu, sarankan pasangan mengonsumsi makanan bervitamin A, D, dan E seperti yang terdapat dalam telur, ikan, produk susu, bekatul, dan sayuran aneka warna. Melengkapi nutrisi yang seimbang dan sehat, calon ibu juga perlu aktivitas fisik secara rutin untuk menjaga berat badan ideal yang nantinya berefek pada ibu dan janin. Lalu, periksakan kesuburan dan kemungkinan adanya virus di dalam tubuh calon ibu dan pasangan.
Hal ini untuk mencegah diturunkannya penyakit kepada anak, juga untuk mengatasi masalah bila ditemukan risiko keguguran atau kekurangan zat gizi tertentu. “Tak lupa, pasangan harus memeriksakan golongan darah untuk mengetahui perbedaan golongan darah dan rhesusagar janin nantinya tidak dalam kondisi berbahaya,” sambung Yudi. Proses selama kehamilan akan membutuhkan biaya tidak sedikit.
Pasangan harus mendiskusikan keseluruhan pengeluaran mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dan segala kebutuhan lain bayi) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga. Menjadi orang tua bukan hal yang bisa dipelajari dalam pendidikan formal, melainkan proses seiring berjalannya waktu.
Oleh karenanya, pasangan mesti menyiapkan pula kematangan mental agar tidak kaget menjalani kehidupan bersama buah hati. “Selama kehamilan akan terjadi proses perubahan, termasuk di dalamnya faktor psikologis bagi ayah dan ibu. Kondisikan keadaan tersebut dengan pasangan, bisa pula dengan memberi dukungan positif dan saling mengingatkan untuk selalu berpikir positif serta membuang jauh hal negatif,” lanjutnya.
Janin dalam kandungan nantinya akan tumbuh menjadi pribadi sesuai dengan didikan yang diterimanya. Peran orang tua sejak dini akan mengindikasi kebaikan pada karakternya pula kelak.
http://www.koran-sindo.com
Image: bwalles.com
Image: bwalles.com