Ilustrasi Foto :thechronicle.com.gh
|
Apa itu Kehamilan Diluar
Kandungan?
Kehamilan yang normal
dimulai pada saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim ibu.
Pada kehamilan ektopik sel telur ini tidak melekat pada rahim, namum pada
bagian tubuh lain, seperti pada saluran telur (yang sering terjadi), leher
rahim, dalam rongga perut atau indung telur (ovarium). Kehamilan diluar
kandungan (ektopik) biasanya tidak bisa berlangsung secara normal, jika tidak
segera ditangani dapat membahayakan ibu karena pertumbuhan sel telur akan
merusak struktur jaringan tempatnya melekat, sehingga dapat timbul perdarahan
yang masif dan mengancam nyawa ibu.
Faktor resiko penyebab Kehamilan Ektopik
Penyebab kehamilan ektopik
sampai sekarang masih merupakan misteri dan dapat terjadi pada semua wanita.
Namun ada beberapa faktor resiko yang perlu diketahui dan menyebabkan beberapa
wanita lebih beresiko mengalami kehamilan ektopik:
- Kehamilan diatas 35 tahun.
- Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.
- Ada riwayat melakukan pembedahan di daerah tuba falopi, karena jaringan parut yang timbul pasca bedah dapat menghambat masuk nya sel telur ke rahim.
- Ada riwayat penyakit menular seksual (PMS).
- Penggunaan obat-obat fertilitas.
- Pengunaan alat kontasepsi dalam Rahim (AKDR) yang baik dapat mencegah kehamilan , namun jika terjadi kehamilan dapat timbul di luar Rahim.
- Kelainan kongenital yang menyebabkan struktur tuba falopi yang berbentuk tidak seperti normal.
Apa gejala-gejala kehamilan ektopik?
Gejala-gejala yang patut
diwaspadai adalah:
- Perdarahan vagina.
- Menstruasi yang terganggu.
- Nyeri yang tajam atau difus pada bagian abdomen.
- Nyeri pada satu bagian badan.
- Hipotensi (tekanan darah di bawah normal).
- Perasaan penekanan pada rektum.
- Dapat juga bermanifestasi seperti kehamilan normal yaitu gejala mual, muntah, nyeri pinggang.
Bagaimana kehamilan ektopik didiagnosa?
Diagnosis pada kehamilan
ektopik dapat dilakukan dengan pemeriksaan palpasi pada rongga pelvis dan
mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) untuk
memastikan kehamilan. Namun standar baku untuk menegakkan diagnosis adalah
dengan melakukan ultrasonografi (USG).
Apa yang harus dilakukan bila kehamilan dinyatakan
sebagai kehamilan ektopik?
Penatalaksanaan pada pasien
dengan kondisi kehamilan ektopik harus dilakukan sedini mungkin karena dapat
mengancam nyawa ibu. Karena biasanya kehamilan tidak dapat berlangsung sampai
kelahiran, maka umumnya akan diberikan terapi farmakologis untuk memberhentikan
kehamilan. Apabila telah terjadi ruptur uteri/robekan rahim, operasi harus
dilakukan segera.
Karena banyak komplikasi yang dapat timbul dari kehamilan ektopik hingga
menimbulkan kematian, waspadalah dan segeralah temui dokter Anda jika terjadi
perdarahan abnormal dari vagina atau abdomen terasa sangat nyeri.
Apakah kehamilan ektopik bisa dicegah?
Seperti disebutkan diatas,
penyebab kehamilan ektopik hingga ini belum diketahui pasti. Untuk itu sangat
sulit untuk dicegah. Namun ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Stop merokok.
- Hindari berhubungan dengan banyak pasangan yang akan menyebabkan timbulnya penyakit menular seksual.
- Hindari kehamilan pada usia lanjut.
- Konsultasikan kehamilan dengan dokter bila ada riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
Sumber: WebMD, MayoClinic,
MedlinePlus via http://dokita.co