Friday, October 3, 2014

Stres Saat Kehamilan Pengaruhi Otak Bayi

image:olsonnd.com

Semua hal yang terjadi pada calon ibu yang tengah mengandung bisa memberikan dampak pada janin yang dikandungnya. Termasuk stres yang terjadi selama kehamilan. Stres tersebut berpotensi mengganggu tumbuh kembang otak janin.

Saat stres, manusia memiliki kadar hormon kortisol (hormon stres) tinggi yang mengalir pada darahnya. Karena itulah, darah janin juga berpotensi mengandung hormon kortisol tersebut. Demikian yang dijelaskan oleh psikolog Rini Hildayani dari Fakultas Psikologi UI.
Darah ibu yang mengandung kortisol berfungsi pula untuk mengantarkan zat-zat gizi pada janin melalui plasenta. Maka ada kemungkin kortisol juga ikut diantarkan.

Tumbuh kembang anak terjadi sejak dalam kandungan termasuk pada 1.000 hari pertama kehidupan. Masa tersebut dikenal dengan istilah periode emas perkembangan otak anak. Kerusakan atau kurang optimalnya tumbuh kembang otak pada periode ini akan berdampak jangka panjang dan permanen.

Rini mengatakan, tidak optimalnya tumbuh kembang otak janin karena stres berkaitan dengan hubungan antara saluran cerna dengan otak. Hubungan tersebur dikenal dengan istilah gut-brain axis. 

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak Ahmad Suryawan, mengatakan saluran cerna memiliki hubungan yang erat pada otak. Saluran pencernaan yang sehat bisa mengoptimalkan 80 persen pertumbuhan otak anak pada periode kritis, yakni usia 0-6 tahun.

"Saluran cerna mempengaruhi otak dari beberapa segi, termasuk dari segi hormon stres," kata Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak RSUD Dr Soetomo/FK Universitas Airlangga Surabaya ini.

Saluran cerna yang tidak sehat akan merangsang hormon kortisol di otak, begitu pula sebaliknya jika tubuh dalam keadaan stres, saluran cerna juga akan terganggu.

Sumber: kompas.com


Cara Baca Hasil USG Kehamilan

Saat ibu hamil kontrol rutin untuk memeriksakan kandungan, dokter akan mencetak hasilnya dan memberikannya untuk Anda. Setelah itu do...