Saat hamil kebanyakan Ibu akan mengalami kenaikan berat
badan yang cukup drastis. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan merupakan
hal yang wajar karena adanya bayi di dalam perut dan juga cairan ketuban. Tapi,
kegemukan juga tidak sehat. Sayangnya, sebagian besar ibu mengalami kesulitan
untuk menurunkan berat badannya setelah melahirkan.
Dalam sebuah survei, hampir 75 persen wanita bahkan
merasa berat badannya lebih tinggi setelah melahirkan dibanding sebelum hamil.
Survei yang dilakukan terhadap 774 wanita dari kelompok
menengah ke bawah di AS itu menemukan, sepertiga wanita yang sebelum hamil
memiliki berat badan normal berubah menjadi kegemukan atau obesitas setahun
setelah melahirkan.
Secara umum, wanita yang memiliki postur tubuh kecil
mengalami kenaikan berat badan ekstra mencapai lebih dari 9 kg. Sementara itu
sekitar 47 persen berat badannya naik 5 kg.
Di AS, masalah berat badan pada wanita dimulai sejak usia
muda dengan 35 persen wanita berusia lebih dari 20 tahun mengalami kegemukan
dan obesitas. Masalah obesitas sejak beberapa tahun terakhir ini memang jadi
pandemi di negara tersebut.
Para ahli menilai, kegemukan yang terjadi seusai
melahirkan bisa disebabkan karena pola makan yang tidak terkendali. Hal ini kerap
tidak disadari ibu hamil karena mereka beranggapan saat hamil "makan untuk
berdua".
Ibu hamil sebenarnya cukup menambah sekitar 300-400
kalori jika mereka mengandung bayi tunggal. Walau ibu hamil tidak disarankan
untuk membatasi pola makannya, namun pemilihan pola makan yang lebih sehat
seharusnya diperhatikan.
Penurunan berat badan setelah memiliki bayi memang harus
dilakukan secara bertahap karena ibu masih harus menyusui. diet terlalu ketat
bisa mengurangi produksi ASI. Utamakan untuk terus bergerak secara aktif dan
melakukan diet seimbang agar penurunan berat badan lebih cepat.
TRIBUNNEWS.COM