Usia mungkin merupakan menjadi
salah satu pertimbangan ketika memutuskan untuk hamil. Bagi sebagian wanita,
usia mungkin tidak menjadi masalah ketika kesehatannya terjaga. Namun, pada
umumnya semakin tua usia wanita saat hamil, semakin meningkat risiko pada
kesehatan dirinya dan kehamilannya.
Plus minus kehamilan di
berbagai usia
Walaupun ibu hamil yang lebih
tua usianya tetap bisa menjaga kesehatan dirinya dan kehamilannya, namun mereka
tetap memiliki peningkatan risiko kondisi kesehatan. Ibu hamil dengan usia yang
lebih tua memiliki peningkatan risiko komplikasi, seperti diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi yang
akan mempengaruhi kehamilannya. Bahkan yang sangat tidak diinginkan dapat
terjadi, yaitu keguguran. Nah, sebelum Anda merencanakan kehamilan,
sebaiknya ketahui terlebih dahulu plus minus hamil di berbagai usia.
Kehamilan di usia 20-an
Plus:
Ini merupakan usia subur
wanita sehingga merupakan waktu yang terbaik untuk hamil. Secara fisik, kondisi
tubuh wanita sedang prima untuk mengalami kehamilan di usia ini. Risiko
terjadinya komplikasi saat kehamilan, seperti diabetes gestasional, tekanan
darah tinggi, dan keguguran masih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa pada
usia 20-an risiko untuk mengalami diabetes gestasional sebesar setengah kali
dari wanita yang hamil di usia 40 tahun. Tingkat keguguran pada usia ini masih
rendah, sekitar 9,5%. Bayi juga lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami
cacat lahir, seperti Down syndrome (1 dari 1667 kelahiran) atau penyakit
kelainan kromosom lainnya (1 dari 526 kelahiran). Hal ini karena sel telur
masih relatif muda sehingga tingkat kerentanan terhadap kelainan kromosom masih
kecil.
Pada usia 20-an, Anda memiliki
kesempatan sekitar 20% setiap bulan untuk hamil setelah melakukan hubungan
seksual. Jika Anda rutin berolahraga dan menjaga pola makan Anda, proses
melahirkan akan berjalan lebih mudah dan Anda lebih cepat dapat mengembalikan
bentuk tubuh Anda seperti sedia kala dibandingkan wanita hamil dengan usia yang
lebih tua.
Minus:
Namun, minusnya adalah
beberapa wanita mungkin belum siap secara emosional untuk hamil. Pada usia ini,
biasanya kebanyakan wanita masih fokus pada pernikahan dan karir dibandingkan
bagian lain dari hidupnya. Menghadirkan orang ketiga pada keluarga kecilnya
yang baru dibina mungkin agak sulit bagi beberapa wanita. Selain itu, beberapa
wanita di usia 20-an mungkin tidak ingin bentuk tubuhnya berubah setelah hamil
dan saat menyusui. Masalah citra tubuh saat kehamilan mungkin menjadi masalah
besar bagi kebanyakan wanita pada usia 20-an dibandingkan dengan usia wanita
yang lebih tua.
Kehamilan usia 30-an
Plus:
Menginjak usia 30, tingkat
kesuburan Anda mulai menurun secara bertahap. Namun, jika Anda berencana untuk
memiliki anak dengan cara bayi tabung atau in
vitro fertilization (IVF), tingkat keberhasilannya lebih tinggi
dibandingkan pada usia yang lebih tua.
Berdasarkan penelitian, wanita
yang melahirkan anak pertamanya pada usia 34 tahun, akan menjadi 14 tahun lebih
muda dibandingkan dengan wanita yang sudah mempunyai anak pada usia 18 tahun
dalam sisi kesehatan. Dengan kata lain, wanita yang mempunyai anak pada usia
remaja akhir dapat mengembangkan masalah kesehatan yang lebih daripada wanita
yang mempunyai anak pertama pada usia 30 awal. Ini karena wanita yang mempunyai
anak di usia 30 awal lebih bisa melindungi dirinya dari tekanan atau stres
pekerjaan, hubungan, dan keuangan yang membuat mereka rentan terhadap masalah
kesehatan biologis dan psikologis.
Usia 30-an masih memiliki
banyak stamina dan kualitas yang baik dalam mengasuh anak. Dari segi emosional,
wanita usia 30-an mengenal dirinya lebih baik dibandingkan dengan wanita usia
20-an. Selain itu, memiliki anak di usia 30-an dalam segi kondisi ekonomi
mungkin lebih baik dibandingkan di usia 20-an karena Anda lebih banyak memiliki
waktu untuk meniti karir Anda terlebih dahulu dan menyiapkan keuangan Anda.
Minus:
Namun, pada awal usia 30-an,
kesempatan untuk hamil sedikit lebih rendah daripada usia 20-an. Tingkat
keguguran kehamilan pada usia ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan usia
20-an, sekitar 12%. Kejadian Down syndrome (1 dari 952 kelahiran) atau penyakit
kelainan kromosom lainnya (1 dari 385 kelahiran) pada bayi yang lahir dari
wanita usia 30-an juga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita usia
20-an. Juga, tingkat melahirkan dengan operasi caesar dua kali lebih tinggi pada wanita hamil
usia 30-34 tahun dibandingkan dengan wanita hamil usia 20-an.
Kehamilan di usia lebih dari
35
Plus:
Kesempatan untuk
Anda mempunyai bayi kembar atau lebih meningkat pada usia ini. Hal
ini bisa terjadi karena usia Anda lebih matang, sehingga kadar
follicle-stimulating hormone (FSH) meningkat. Ketika lonjakan hormon ini
terjadi, ada kemungkinan Anda dapat melepaskan lebih dari satu telur selama
siklus, meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar. Jadi wanita yang lebih tua
memiliki peluang yang lebih sedikit untuk hamil, tetapi jika mereka hamil,
mereka lebih mungkin untuk memiliki anak kembar.
Minus:
Setelah usia lebih dari 35 tahun, kesuburan makin berkurang sehingga
wanita memiliki kesulitan untuk hamil. Risiko untuk mengalami komplikasi selama
kehamilan juga meningkat. Risiko mengalami tekanan darah tinggi saat kehamilan
meningkat menjadi dua kali lipat dan risiko mengalami diabetes gestasional
meningkat dua sampai tiga kali lipat pada wanita hamil usia di atas 35 tahun.
Bahkan risikonya lebih tinggi pada wanita yang mengalami kelebihan berat badan.
Risiko kelahiran dengan operasi caesar juga meningkat pada usia ini.
Risiko keguguran meningkat
pada usia kehamilan di atas 35 tahun, yaitu sebesar 18%. Risiko bayi lahir mati
juga meningkat pada wanita berusia lebih dari 35 tahun dibandingkan dengan
wanita yang lebih muda. Risiko bayi lahir dengan penyakit Down syndrome atau
penyakit kelainan kromosom lainnya juga makin meningkat pada usia ini. Anda
dapat mengetahui apakah bayi Anda mengalami kelainan kromosom melalui skrining
prenatal, tetapi Anda tidak bisa mencegah hal ini terjadi saat kehamilan.
Kehamilan di usia lebih dari
40
Plus:
Sebuah penelitian baru
menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari wanita yang berusia lebih dari 40
saat kehamilan cenderung bisa hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.
Teori yang mungkin dapat menjelaskan hal ini adalah bahwa estrogen yang masih banyak
diproduksi pada wanita subur, memiliki dampak memperpanjang kehidupan pada
jantung, tulang, dan organ lainnya. Namun, kurang dari 1% dari wanita usia
40-44 memiliki bayi. Kemungkinan hamil setelah usia 40 tahun menurun menjadi
hanya 5% setiap bulan.
Minus:
Hamil pada usia ini
meningkatkan kemungkinan terjadinya sembelit, tekanan pada kandung kemih,
jaringan pada rahim dan vagina kendur, dan juga payudara kendur. Anda dapat
meminimalkan dampak ini dengan tidak mengalami kelebihan berat badan selama
kehamilan dan menjaga tubuh tetap aktif dengan berolahraga. Seberapa baik
kesehatan kehamilan Anda di usia 40-an, tergantung pada beberapa faktor,
seperti tingkat kebugaran, pola hidup sehat, dan apakah ini merupakan bayi
pertama Anda .
Keguguran juga meningkat pada
usia ini. Ini bisa disebabkan oleh kondisi sel telur yang tidak sebaik ketika
Anda berusia muda, dinding rahim tidak cukup tebal, atau suplai darah ke rahim
tidak mencukupi. Risiko keguguran juga dapat terjadi karena plasenta previa
(plasenta terletak rendah di dalam rahim) dan abruptio plasenta (plasenta terlepas dari
dinding rahim) juga meningkat. Risiko bayi memiliki berat badan lahir rendah
(BBLR) juga meningkat. Selain itu, risiko bayi mengalami Down syndrome (1 dari
106 kelahiran) atau penyakit kelainan kromosom lainnya (1 dari 66 kelahiran)
juga meningkat. Risiko ini akan terus meningkat pada usia yang lebih tua.
Pada usia 40, Anda mungkin
memiliki kedewasaan dan kesabaran yang lebih dibandingkan saat berusia 20-an.
Tetapi Anda akan memiliki usia yang lebih tua ketika anak Anda sudah tumbuh
besar dan memasuki dunia sekolah, mungkin ini tidak memberi kenyamanan pada
Anda.
Usia lebih dari 45
Minus:
Peluang untuk mempunyai bayi
pada usia ini sangat kecil. Bahkan, persentase wanita yang mempunyai bayi pada
usia ini hanya 3%. Lebih dari setengah dari wanita yang berhasil hamil pada
usia ini melalui proses bayi tabung dan dengan sel telur donor.
Sayangnya, lebih dari setengah
dari seluruh kehamilan pada wanita di atas usia 45 tahun mengalami keguguran
sebelum usia 20 minggu kehamilan. Risiko bayi lahir mati menjadi dua kali lipat
dibandingkan wanita yang hamil di usia 20-an. Risiko bayi mengalami penyakit Down
syndrome (1 dari 30 kelahiran) dan penyakit kelainan kromosom lainnya (1 dari
21 kelahiran) juga meningkat tajam, dan terus meningkat pada kehamilan di usia
yang lebih tua.
Plus:
Namun, karena tahu memiliki
risiko yang tinggi, wanita yang hamil di usia ini akan lebih menjaga kesehatan
dan kandungannya. Mereka akan lebih khawatir terhadap kesehatan bayi mereka
sehingga akan lebih menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan
kehamilan yang lebih rutin. Semakin baik Anda merawat diri Anda pada usia ini,
semakin baik juga kehamilan Anda.
Oleh Arinda
Veratamala. Data medis direview oleh Thu Truong, PharmD.