Masalah kegemukan dan
obesitas pada anak bisa terjadi karena banyak penyebab. Tapi betulkah
mengonsumsi minuman diet adalah salah satunya?
Sebuah studi yang melibatkan 3000 ibu dan bayinya sebagai responden menunjukkan anak dari ibu yang meminum minuman diet setiap hari memiliki kemungkinan obesitas dua kali lipat saat berusia setahun dibanding anak yang ibunya mengonsumsi minuman tanpa pemanis buatan.
"Temuan ini menjadi bukti nyata bahwa mengonsumsi pemanis buatan saat hamil dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak usia dini," tulis Meghan Azad, salah seorang peneliti riset tersebut dalam laporannya yang diterbitkan di American Medical Association's JAMA Pediatrics, seperti dikutip dari Shape.
Walau demikian, Meghan mengatakan perlu ada penelitian lanjutan untuk menguatkan temuan tersebut sekaligus menginvestigasi mekanisme biologis yang menyebabkannya. Tujuan utamanya agar para ibu hamil mendapatkan rekomendasi diet yang tepat.
Meghan menggarisbawahi Dokter memang menyarankan para ibu hamil untuk menaikkan berat badannya untuk menjaga asupan nutrisi janin. Dengan catatan, kenaikan jangan terlau ekstrem. Perlu diet yang sehat dan latihan fisik tingkat sedang untuk menyeimbangkannya.
Tapi terkadang, para ibu hamil keliru dalam memahaminya dengan mengonsumsi minuman diet. Padahal minuman ini terbuat dari pemanis buatan yang justru lebih membahayakan kesehatan.
Kebiasan itu terekam dalam riset yang dilakukan Meghan bersama koleganya. Terungkap hampir 30 persen ibu hamil mengaku mengonsumsi minuman berbahan pemanis buatan saat hamil, bahkan lima persen di antaranya mengonsumsinya setiap hari. Temuan itu juga diikuti dengan terkuaknya lima
persen bayi yang kelebihan berat badan pada usia setahun.
Peminumnya sendiri terkadang juga mengalami masalah kelebihan berat badan. Para peneliti menemukan, nilai mereka dalam hal pola hidup sehat sangat buruk.
"Hasil-hasil riset kami sebelumnya menunjukkan minuman dengan pemanis buatan dikaitkan dengan obesitas, diabetes, merokok, dan kualitas diet yang buruk. Semuanya berpotensi memicu faktor risiko maternal yang semakin meningkatkan peluang obesitas pada bayi kelak," katanya.
Menurut Susan Groth, seorang profesor di Sekolah Keperawatan di University of Rochester, riset tersebut sudah baik namun datanya belum cukup kuat.
Seharusnya, para peneliti juga perlu menelusuri pola makan dan jenis makanan yang bayi tersebut konsumsi setiap hari. Tidak ketinggalan pola makan ibunya sendiri. (dng/ays)
Sumber: detik.com